Kata Pengantar
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,banyak nikmat yang allah
berikan,tetapi sedikit sekali yang kita ingat.Segala puji hanya layak untuk
allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,rahmat,taufik,serta hidayah
nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
dengan judul ” MARAH “.Dalam Penyusunannya,penulis memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak,karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada : kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis
yang telah memberikan dukungan, kasih,dan kepercayaan yang begitu besar.Dari
sanalah semua kesuksesan ini berawal,semoga semua ini bisa memberikan sedikit
kebahagian dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis
berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,namun selalu
ada yang kurang.Pepatah arab berkata :
اذا تم الامر بدا نقصه
“jika sudah selesai suatu perkara,maka akan tampak kurangnya”
Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar makalah
ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Amin.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................... .1
DAFTAR ISI .................................................................................................................. .2
BAB I
PENDAHLUAN
a. Latar Belakang ............................................................................................................ .3
b. Rumusan Masalah ....................................................................................................... .3
c. Tujuan dan Kegunaan ................................................................................................. .3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Marah .................................................................................................. .4
B.
Dampak bahaya marah .......................................................................................... .5
C.
Cara menghilangkan marah ................................................................................... .6
BAB III
PENUTUP
Ω. Kesimpulan ................................................................................................................ .8
Ω. Saran ......................................................................................................................... . .8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... .9
BAB I
PENDAHULUAN
Ramalan nabi muhammad saw yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya zaman
adalah zamanku, dan setelahku, dan setelahku, yang menunjukan bahwa semakin lama hidup dunia ini
bukannya makin baik, melainkan semakin merosot. Sehingga semakin banyak orang-orang yang membangkang
perintah allah dan rasulnya, baik itu masalah haq allah dan rosulnya,maupun
haqqul adamiinya. Sehingga banyak orang yang mencuri, mengejek, menfitnah,
mencaci maki dan lain sebagainya,maka dalam hal ini,sebagian orang tidak bisa
menahan amarahnya ketika hal itu terjadi pada dirinya. Marah mereka makin
menjadi-jadi ketika mereka mengeluarkan amarah mereka dengan tindakan
mereka,berkelahi,memaki,dan menjatuhkan satu dengan yang lainnya.Marah adalah
awal dari permusuhan,pertikaian dan segala dari konflik yang semakin besar.
Rumusan masalah :
1. Apa pengertian
marah?
2. Apa dampak
bahaya dari marah?
3. Bagaimana cara
menghilangkan marah?
Tujuan dan kegunaan :
1. Mengetahui pengertian
marah.
2. Mengetahui
dampak bahaya dari marah.
3. Mengetahui
bagaimana cara menghilangkan marah.
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian marah
Kemarahan
adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut
jantung,tekanan darah,serta tingkat adrenalin dan noradrenalin. Dan marah
adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk
menghentikan perilaku mengancam mereka. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang
dominan secara perilaku,kognitif,maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat
pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung
ancaman dari pihak luar.[1]
Menurut
al-imam hujjatul islam,muhammad bin muhammad bin muhammad al-ghozali,dalam
bukunya ihya’ ‘ulumiddin(Marja’,2005,diterjemahkan Purwanto lc,buku ke 7,hal
9). : “Marah adalah nyala api,nyala api
itu berasal dari api neraka allah dan kemudian masuk kedalam hati,lalu sifat
marah itu menetap dalam lipatan hati seperti menetapnya api didalam abu,Sifat
marah yang bersembunyi didalam hati terungkap pada setiap orang yang
angkuh,sombong dan keras kepala,sebagaimana api yang akan muncul dari besi yang
dipukulkan ke batu yang keras.Hal ini akan diketahui oleh orang-orang yang bisa
memandang dengan keimanan yang benar”. Oleh karena itu
, Barang siapa yang tidak dapat mengendalikan marahnya,maka pengaruh setan akan
semakin kuat. Setan diciptakan dari api,sebagaimana dalam al-quran surah al
‘a’rof(7):12, :[2]
قال انا خير منه خلقتني من نار و خلقته من طين
“Iblis mennjawab,’aku lebih baik dari
padanya. Engkau jadikan aku dari api, sedangkan dia(adam)Engkau jadikan dari
tanah.’”
Tingkatan Marah
Menurut tingkaatan
atau derajat kemarahannya,manusia terbagi menjadi tiga golongan : 1. Tafrith,yaitu golongan
orang yang tingkatan marahnya sangat kurang dan sangat lemah.
2. ‘I’tidal,yaitu golongan orang yang tingkatan marahnya sedang atau
normal.
3. Ifradh,yaitu golongan orang yang tingkatan marahnya sangat tinggi
dan berlebihan.
Golongan
pertama adalah orang-orang yang tidak punya rasa marah idalam dirinya adalah
tercela dan hal itu tidak baik bagi dirinya.Imam Syafi’i berkata :
من استغضب ولم يغضب فهو حمار
“seseorang yang seharusnya marah tetapi tidak
marah,maka sama saja dia dengan keledai”.
Orang yang tidak memiiliki kemarahan dan kepanasan
hati boleh disebut sebagai kurang berakal.Allah swt memuji para sahabat nabi,:
محمد رسول الله
والذين معه اشداء علي الكفار رحماء بينهم
”...Muhaammad itu utusan Allah,dan orang-orang beriman yang bersama dengan
dia selalu bersikap keras terhadap orang-orang kafir,tetapi berkasih sayang
sesama mereka...”(Q.S.Al-fath[48]:29).
Para sahabat sangat keras dan tegas terhadap
orang-orang kafir,tetapi mereka sangat santun,lemah lembut,dan solider kepada
saudara sesama muslim.Allah ta’ala berfirman” Wahai nabi,berjihadlah
(melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah
terhadap mereka...”(Q.S.At-taubah[9]:73).Sikap keras orang-orang mu’min
terhadap orang-orang kafir tersebut merupakan wujud dari kepanasan hati yang
berasal dari rasa marah.
Marah yang pada tempatnya diperbolehkan dalam
islam. Berikut ini adalah hal-hal yang yang dalam agama diperbolehkan marah,
yaitu :
- Apabila aturan allah swt dilanggar dan
dihina, terdapat kemaksiatan.
- Marahnya orang tua kepada anak karena tujuan
kasih sayang dan pendidikan.
- Guru kepada murid karena tujuan kasih sayang dan pendidikan.[3]
Tingkatan
marah yang berlebihan (ifradh) adalah membinasakan.Tingkatan marah ini melebihi
btingkatan i’tidal,tingkatan yang baiik dan tengah-tengah.orang yang mempunyai
tingkatan marah berlebihan jauh dari ‘aqal yang sehat,agama,dan ta’at kepada
allah swt.Orang yang tingkatan marahnya berlebihan biasanya kehilangan
pengertian mengenai yang benar dan yang bathil serta kehilangan daya pikirnya
tentang yang benar dan yang salah,bahkan sering kali kehilangan daya pikirnya
sama sekkali. Akibatnya,orang tersebut dapat dikendalikan oleh dorongan rasa
marahnya dan menderita karenanya. Penyebab dari marah yang berlebihan adalah
karena bawaan lahirnya dan merupakan akibat dari kebisaan dan lingkungannya.
Bahkan orang yang secara alamiah mudah tersinggung sehingga kemarahannya cepat
meledak. Orang yang ,harus dapat mengendalikan kemarahan yang timbul. Nabi saw
bersabda ,“ Tabi’at yang tenang sanggup
meredakan kemarahan dan memutuskan gejalanya. ”[4]
B. Dampak
dari sikap marah
Allah ‘azza wa jalla
berfirman,” Ketika orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan,(yaitu)
kesombongan jahiliahnya, lalu allah allah menurunkan ketenangan kepada rasulnya
dan kepada orang mukmin dan allah menetapkan kalimah taqwa (tauhid) kepada
mereka dan mereka lebih berhak dengan kalimah itu ...”.(Q.S. al fath [48]:26).
Nabi sulaiman as berkata kepada putranya ,” Wahai anakku, peliharalah dirimu
dari banyak marah, karena marah menyebabkan hati orang yang sabar menjadi
hampa(lenyap/sia-sia pahalanya)”.[5]
Banyak hal negatif yang
dapat ditimbulkan rasa marah,diantaranya sebagai berikut :
- Kondisi fisik
pemarah cenderung lebih ceat lemah.
- Mudah terjerumus
dalam dosa.
- Tersisihkan hidupnya.
- Rawan berbuat
kerusakan dan keonaran.
Seorang yang mudah marah
dapat dikenali lewat beberapa ciri dalam dirinya, diantaranya :
- Ciri fisik: muka
masam, wajah keruh dan jarang tersenyum.
- Ciri psikologis,
misalnya :
a. Cepat
marah karena hal-hal sepele.
b. Terbiasa
bertindak kasar.
c. Perasaannya
tidak pernah tentram, mudah sekali mendendam.
d. Mudah
tersinggung dan sakit hati.
e. Terbiasa
berbicara kasar dengn nada tinggi.[6]
C. Cara menghilangkan rasa marah
Dalam
ihya’ ‘ulumiddin (Marja’,2005,diterjemahkan Purwanto lc,buku ke 7,hal 24-26)
imam al-ghozali juga memberikan cara-cara menghilangkan rasa marah,yaitu :
1.
Cara yang didasarkan ilmu
a. Mengetahui keutamaan dan harapan pahala dari
menahan marah, dari al-quran maupun dari hadist nabi saw,seperti kisah :”Malik
bin aus pernah bercerita ‘suatu kali umar marah pada seseorang dan
memerintahkan agar orang itu dipukul’,lalu aku berkata ’ Wahai umar,beri
maaflah dia’,umar menjawab ‘ ya,memberi maaf adalah perintah allah dalam
al-quran’, umar lalu mencerna ayat 199 surah al-a’rof.” Kebiasaan umar bila
mendengarkan bacaan al-quran maka ia akan merenungkan makna ayat tersebut. Dan
ucapan ja’far bin muhammad ra,” Marah adalah kunci dari semua kejahatan.”[7]
b. Takut pada adzab dan siksa allah bagi orang
yang suka menggumbar kemarahannya. Pada suatu hari rasulullah mengutus seorang
budak untuk suatu keperluan. Ketika dia kembali dalam waktu yang sangat
terlambat, Nabi saw bersabda padanya,” Seandainya tidak ada qishosh(balasan)
pada hari pembalasan nanti,niscaya aku akan mencambukmu.”[8]
c. Ingat bahwa wajah dan penampilan orang yang
sedang marah sangatlah buruk.
d. Berfikir selalu bahwa setan selalu senantiasa
menyuruh kita untuk berbuat dan berperilaku buruk dengan mengatakan,”engkau
akan tampak lemah,cengeng,dan hina jika engkau tidak marah.”
e. Berfikir apa alasan kita marah?mengapa kita
mesti marah? Allah swt tidak menyukai orang yang marah dengan tampa alasan yang
diperbolehkan marah oleh allah azza wa jalla.[9]
2.
Cara yang didasarkan ‘amal
a. Ketika perasaan marah muncul,hendaklah membaca
Ta’awudz. Hal inilah yang diperintahkan rasulullah saw. Ketika siti ‘aisyah ra
hendak marah,beliau memegang hidung istrinya itu,dan bersabda,” Wahai
‘aisyah,berdoalah,’ ya allah, engkau tuhannya muhammad,ampunilah dosa-dosaku,
hilangkan kemarahan ini dari hatiku,dan selamatkan aku dari kesesatan.”[10]
b. Apabila akan marah,maka hendaklah duduk jika
sedang berdiri, dan berbaring jika sedang duduk, lalu dekatkan (wajah) ke tanah
dan dan renungkan tentang penciptaan
yang berasal dari tanah. Dengan demikian bisa membuat tenang sebagaimana tanah
yang tenang. Sabda nabi muhammad saw,
اذا غضب احدكم وهو قاءم فليجلس فان ذهب
عنه الغضب والا فليطجع
” Apabila satu dari kalian sedang marah,sedang dia
dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk sampai marahnya hilang, bila
belum hilang, maka hendaklah ia tidur.”[11]
c. Jika kemarahan itu juga belum reda, maka
hendaklah berwudhu dengan air dingin atau, kalau perlu, mandi, karena bara api
tidak akan padam kecuali dengan air.’. Sabda nabi saw ,
ان الغضب من الشيطان خلق من النار وانما
يطفيء النار الماء فاذا غضب احدكم فاليتوضاء
“ Sesungguhnya marah
adalah datang dari syaiton yang diciptakan dari api,dan api bisa padam dengan
air, maka bila satu dari kalian marah, hendaklah ia berwudhu.”[12]
d. Berdiam diri, menghentikan aktivitas amal
maupun berkata.[13]
BAB II
PENUTUP
i.
Kesimpulan
Para ahli psikologi
modern memandang kemarahan sebagai emosi primer, alami, dan matang yang dialami
oleh semua manusia pada suatu waktu, dan merupakan suatu yang memiliki nilai
fungsional untuk kelangsungan hidup. Kemarahan
dapat memobilisasi kemampuan psikologis untuk tindakan korektif. Namun,
kemarahan yang tak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup
pribadi dan sosial.
ii.
Saran
Menyadari bahwa
penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan
details dalam menjelaskan tentang makalah di atasdengan sumber-sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa
berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap
kesimpulan dari pembahasan makalah yang telah dijelaskan.
DAFTAR PUSAKA
- http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemarahan&oldid=7947486
- Al-ghozali,Marja’,bandung 2005,Ihya’ ‘ulumuddin.
- Syahirul ‘alim,s.ag,Media adi karya
Grafika,2008,’aqidah akhlak.
- Team penulis Taqwa,akik pusaka:sragen2008,’aqidah akhlak.
- Yahya ibnu syarifuddin an-nawawi,al-hidayah,surabaya,hadist arbain nawawi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar