Sabtu, 20 Juli 2019

Marah


Kata Pengantar

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,banyak nikmat yang allah berikan,tetapi sedikit sekali yang kita ingat.Segala puji hanya layak untuk allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat,rahmat,taufik,serta hidayah nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ” MARAH “.Dalam Penyusunannya,penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak,karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : kedua orang tua dan segenap keluarga besar penulis yang telah memberikan dukungan, kasih,dan kepercayaan yang begitu besar.Dari sanalah semua kesuksesan ini berawal,semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagian dan menuntun pada langkah yang lebih baik lagi. Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,namun selalu ada yang kurang.Pepatah arab berkata :
اذا تم الامر بدا نقصه
jika sudah selesai suatu perkara,maka akan tampak kurangnya
Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Amin.

DAFTAR ISI    
KATA PENGANTAR ...................................................................................................     .1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................     .2
BAB I            
PENDAHLUAN
a. Latar Belakang ............................................................................................................     .3
b. Rumusan Masalah .......................................................................................................     .3
c. Tujuan dan Kegunaan .................................................................................................     .3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Marah ..................................................................................................     .4
B. Dampak bahaya marah ..........................................................................................     .5
C. Cara menghilangkan marah ...................................................................................     .6
BAB III
PENUTUP
Ω. Kesimpulan ................................................................................................................     .8
Ω. Saran ......................................................................................................................... .    .8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................     .9

BAB I
PENDAHULUAN

Ramalan nabi muhammad saw yang menyatakan bahwa sebaik-baiknya zaman adalah zamanku, dan setelahku, dan setelahku, yang menunjukan bahwa semakin lama hidup dunia ini bukannya makin baik, melainkan semakin merosot. Sehingga semakin banyak orang-orang yang membangkang perintah allah dan rasulnya, baik itu masalah haq allah dan rosulnya,maupun haqqul adamiinya. Sehingga banyak orang yang mencuri, mengejek, menfitnah, mencaci maki dan lain sebagainya,maka dalam hal ini,sebagian orang tidak bisa menahan amarahnya ketika hal itu terjadi pada dirinya. Marah mereka makin menjadi-jadi ketika mereka mengeluarkan amarah mereka dengan tindakan mereka,berkelahi,memaki,dan menjatuhkan satu dengan yang lainnya.Marah adalah awal dari permusuhan,pertikaian dan segala dari konflik yang semakin besar.

Rumusan masalah :
            1. Apa pengertian marah?
            2. Apa dampak bahaya dari marah?
            3. Bagaimana cara menghilangkan marah?
Tujuan dan kegunaan :
            1. Mengetahui pengertian marah.
            2. Mengetahui dampak bahaya dari marah.
            3. Mengetahui bagaimana cara menghilangkan marah.

BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian marah

            Kemarahan adalah suatu emosi yang secara fisik mengakibatkan antara lain peningkatan denyut jantung,tekanan darah,serta tingkat adrenalin dan noradrenalin. Dan marah adalah suatu pola perilaku yang dirancang untuk memperingatkan pengganggu untuk menghentikan perilaku mengancam mereka. Rasa marah menjadi suatu perasaan yang dominan secara perilaku,kognitif,maupun fisiologi sewaktu seseorang membuat pilihan sadar untuk mengambil tindakan untuk menghentikan secara langsung ancaman dari pihak luar.[1]
            Menurut al-imam hujjatul islam,muhammad bin muhammad bin muhammad al-ghozali,dalam bukunya ihya’ ‘ulumiddin(Marja’,2005,diterjemahkan Purwanto lc,buku ke 7,hal 9). :  “Marah adalah nyala api,nyala api itu berasal dari api neraka allah dan kemudian masuk kedalam hati,lalu sifat marah itu menetap dalam lipatan hati seperti menetapnya api didalam abu,Sifat marah yang bersembunyi didalam hati terungkap pada setiap orang yang angkuh,sombong dan keras kepala,sebagaimana api yang akan muncul dari besi yang dipukulkan ke batu yang keras.Hal ini akan diketahui oleh orang-orang yang bisa memandang dengan keimanan yang benar”. Oleh karena itu , Barang siapa yang tidak dapat mengendalikan marahnya,maka pengaruh setan akan semakin kuat. Setan diciptakan dari api,sebagaimana dalam al-quran surah al ‘a’rof(7):12, :[2]
قال انا خير منه  خلقتني من نار و خلقته من طين
Iblis mennjawab,’aku lebih baik dari padanya. Engkau jadikan aku dari api, sedangkan dia(adam)Engkau jadikan dari tanah.’”

Tingkatan Marah
            Menurut tingkaatan atau derajat kemarahannya,manusia terbagi menjadi tiga golongan : 1. Tafrith,yaitu golongan orang yang tingkatan marahnya sangat kurang dan sangat lemah.
2. ‘I’tidal,yaitu golongan orang yang tingkatan marahnya sedang atau normal.
3. Ifradh,yaitu golongan orang yang tingkatan marahnya sangat tinggi dan berlebihan.

            Golongan pertama adalah orang-orang yang tidak punya rasa marah idalam dirinya adalah tercela dan hal itu tidak baik bagi dirinya.Imam Syafi’i berkata :
من استغضب ولم يغضب فهو حمار
“seseorang yang seharusnya marah tetapi tidak marah,maka sama saja dia dengan keledai”.
Orang yang tidak memiiliki kemarahan dan kepanasan hati boleh disebut sebagai kurang berakal.Allah swt memuji para sahabat nabi,:

محمد رسول الله والذين معه اشداء علي الكفار رحماء بينهم 
 ”...Muhaammad itu utusan Allah,dan orang-orang beriman yang bersama dengan dia selalu bersikap keras terhadap orang-orang kafir,tetapi berkasih sayang sesama mereka...”(Q.S.Al-fath[48]:29).
Para sahabat sangat keras dan tegas terhadap orang-orang kafir,tetapi mereka sangat santun,lemah lembut,dan solider kepada saudara sesama muslim.Allah ta’ala berfirman” Wahai nabi,berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka...”(Q.S.At-taubah[9]:73).Sikap keras orang-orang mu’min terhadap orang-orang kafir tersebut merupakan wujud dari kepanasan hati yang berasal dari rasa marah.
Marah yang pada tempatnya diperbolehkan dalam islam. Berikut ini adalah hal-hal yang yang dalam agama diperbolehkan marah, yaitu :
  1. Apabila aturan allah swt dilanggar dan dihina, terdapat kemaksiatan.
  2. Marahnya orang tua kepada anak karena tujuan kasih sayang dan pendidikan.
  3. Guru kepada murid karena tujuan kasih sayang dan pendidikan.[3]
            Tingkatan marah yang berlebihan (ifradh) adalah membinasakan.Tingkatan marah ini melebihi btingkatan i’tidal,tingkatan yang baiik dan tengah-tengah.orang yang mempunyai tingkatan marah berlebihan jauh dari ‘aqal yang sehat,agama,dan ta’at kepada allah swt.Orang yang tingkatan marahnya berlebihan biasanya kehilangan pengertian mengenai yang benar dan yang bathil serta kehilangan daya pikirnya tentang yang benar dan yang salah,bahkan sering kali kehilangan daya pikirnya sama sekkali. Akibatnya,orang tersebut dapat dikendalikan oleh dorongan rasa marahnya dan menderita karenanya. Penyebab dari marah yang berlebihan adalah karena bawaan lahirnya dan merupakan akibat dari kebisaan dan lingkungannya. Bahkan orang yang secara alamiah mudah tersinggung sehingga kemarahannya cepat meledak. Orang yang ,harus dapat mengendalikan kemarahan yang timbul. Nabi saw bersabda ,“ Tabi’at yang tenang sanggup meredakan kemarahan dan memutuskan gejalanya. ”[4]
B.  Dampak dari sikap marah
            Allah ‘azza wa jalla berfirman,” Ketika orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan,(yaitu) kesombongan jahiliahnya, lalu allah allah menurunkan ketenangan kepada rasulnya dan kepada orang mukmin dan allah menetapkan kalimah taqwa (tauhid) kepada mereka dan mereka lebih berhak dengan kalimah itu ...”.(Q.S. al fath [48]:26). Nabi sulaiman as berkata kepada putranya ,” Wahai anakku, peliharalah dirimu dari banyak marah, karena marah menyebabkan hati orang yang sabar menjadi hampa(lenyap/sia-sia pahalanya)”.[5]
Banyak hal negatif yang dapat ditimbulkan rasa marah,diantaranya sebagai berikut :
  1. Kondisi fisik pemarah cenderung lebih ceat lemah.
  2. Mudah terjerumus dalam dosa.
  3. Tersisihkan hidupnya.
  4. Rawan berbuat kerusakan dan keonaran.
Seorang yang mudah marah dapat dikenali lewat beberapa ciri dalam dirinya, diantaranya :
  1. Ciri fisik: muka masam, wajah keruh dan jarang tersenyum.
  2. Ciri psikologis, misalnya :
a.       Cepat marah karena hal-hal sepele.
b.      Terbiasa bertindak kasar.
c.       Perasaannya tidak pernah tentram, mudah sekali mendendam.
d.      Mudah tersinggung dan sakit hati.
e.       Terbiasa berbicara kasar dengn nada tinggi.[6]
C. Cara menghilangkan rasa marah
            Dalam ihya’ ‘ulumiddin (Marja’,2005,diterjemahkan Purwanto lc,buku ke 7,hal 24-26) imam al-ghozali juga memberikan cara-cara menghilangkan rasa marah,yaitu :
            1. Cara yang didasarkan ilmu
a. Mengetahui keutamaan dan harapan pahala dari menahan marah, dari al-quran maupun dari hadist nabi saw,seperti kisah :”Malik bin aus pernah bercerita ‘suatu kali umar marah pada seseorang dan memerintahkan agar orang itu dipukul’,lalu aku berkata ’ Wahai umar,beri maaflah dia’,umar menjawab ‘ ya,memberi maaf adalah perintah allah dalam al-quran’, umar lalu mencerna ayat 199 surah al-a’rof.” Kebiasaan umar bila mendengarkan bacaan al-quran maka ia akan merenungkan makna ayat tersebut. Dan ucapan ja’far bin muhammad ra,” Marah adalah kunci dari semua kejahatan.”[7]
b. Takut pada adzab dan siksa allah bagi orang yang suka menggumbar kemarahannya. Pada suatu hari rasulullah mengutus seorang budak untuk suatu keperluan. Ketika dia kembali dalam waktu yang sangat terlambat, Nabi saw bersabda padanya,” Seandainya tidak ada qishosh(balasan) pada hari pembalasan nanti,niscaya aku akan mencambukmu.”[8]
c. Ingat bahwa wajah dan penampilan orang yang sedang marah sangatlah buruk.
d. Berfikir selalu bahwa setan selalu senantiasa menyuruh kita untuk berbuat dan berperilaku buruk dengan mengatakan,”engkau akan tampak lemah,cengeng,dan hina jika engkau tidak marah.”
e. Berfikir apa alasan kita marah?mengapa kita mesti marah? Allah swt tidak menyukai orang yang marah dengan tampa alasan yang diperbolehkan marah oleh allah azza wa jalla.[9]
            2. Cara yang didasarkan ‘amal
a. Ketika perasaan marah muncul,hendaklah membaca Ta’awudz. Hal inilah yang diperintahkan rasulullah saw. Ketika siti ‘aisyah ra hendak marah,beliau memegang hidung istrinya itu,dan bersabda,” Wahai ‘aisyah,berdoalah,’ ya allah, engkau tuhannya muhammad,ampunilah dosa-dosaku, hilangkan kemarahan ini dari hatiku,dan selamatkan aku dari kesesatan.”[10]
b. Apabila akan marah,maka hendaklah duduk jika sedang berdiri, dan berbaring jika sedang duduk, lalu dekatkan (wajah) ke tanah dan  dan renungkan tentang penciptaan yang berasal dari tanah. Dengan demikian bisa membuat tenang sebagaimana tanah yang tenang. Sabda nabi muhammad saw,

اذا غضب احدكم وهو قاءم فليجلس فان ذهب عنه الغضب والا فليطجع
” Apabila satu dari kalian sedang marah,sedang dia dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk sampai marahnya hilang, bila belum hilang, maka hendaklah ia tidur.”[11]
c. Jika kemarahan itu juga belum reda, maka hendaklah berwudhu dengan air dingin atau, kalau perlu, mandi, karena bara api tidak akan padam kecuali dengan air.’. Sabda nabi saw ,

ان الغضب من الشيطان خلق من النار وانما يطفيء النار الماء فاذا غضب احدكم فاليتوضاء  
Sesungguhnya marah adalah datang dari syaiton yang diciptakan dari api,dan api bisa padam dengan air, maka bila satu dari kalian marah, hendaklah ia berwudhu.”[12]

d. Berdiam diri, menghentikan aktivitas amal maupun berkata.[13]

BAB II
PENUTUP
i.                    Kesimpulan
Para ahli psikologi modern memandang kemarahan sebagai emosi primer, alami, dan matang yang dialami oleh semua manusia pada suatu waktu, dan merupakan suatu yang memiliki nilai fungsional untuk kelangsungan hidup. Kemarahan  dapat memobilisasi kemampuan psikologis untuk tindakan korektif. Namun, kemarahan yang tak terkendali dapat berdampak negatif terhadap kualitas hidup pribadi dan sosial.
ii.                  Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih focus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atasdengan sumber-sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan. Untuk saran bisa berisi kritik atau saran terhadap penulisan juga bisa untuk menanggapi terhadap kesimpulan dari pembahasan makalah yang telah dijelaskan.
  
DAFTAR PUSAKA

  • http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kemarahan&oldid=7947486
  • Al-ghozali,Marja’,bandung 2005,Ihya’ ‘ulumuddin.
  • Syahirul ‘alim,s.ag,Media adi karya Grafika,2008,’aqidah akhlak.
  • Team penulis Taqwa,akik pusaka:sragen2008,’aqidah akhlak.
  • Yahya ibnu syarifuddin an-nawawi,al-hidayah,surabaya,hadist arbain nawawi.



[1] Diunduh dari Wikipedia bahasa indonesia
[2] Al-ghozali,Marja’,bandung 2005,Ihya’ ‘ulumuddin,hal 9
[3] Syahirul ‘alim,s.ag,Media adi karya Grafika,2008,’aqidah akhlak,hal 54.
[4] Al-ghozali,Marja’,bandung 2005,Ihya’ ‘ulumuddin,hal 15-16.
[5] Ibid hal 10-11.
[6] Team penulis Taqwa,akik pusaka:sragen2008,’aqidah akhlak,hal 61.
[7] Al-ghozali,Marja’,bandung 2005,Ihya’ ‘ulumuddin,hal 24.
[8] Ibid hal 25.
[9] Ibid hal 26.
[10] Ibid hal 27.
[11] Yahya ibnu syarifuddin an-nawawi,al-hidayah,surabaya,hadist arbain nawawi, hal 54.
[12] Ibid hal 54.
[13] Al-ghozali,Marja’,bandung 2005,Ihya’ ‘ulumuddin,hal 25.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar